Rabu, 27 Juni 2012

Pengaruh Sosial Media Bagi Masyarakat




Sosial  Media  akhir-akhir ini  sangat  ramai digunakan  dan  canggih penggunaannya, apalagi dengan adanya  situs-situs  internet  yang  menyediakan  content-content  social  network  yang  beragam. Misalnya  saja  facebook  dan  twitter  yang  sudah  sangat  banyak  dipakai  dari  berbagai  macam kalangan, mulai dari anak kecil, remaja, sampai dewasa. Media internet tidak hanya sekedar sebagai media komunikasi saja melainkan juga tidak terlepas dari dunia pergaulan sosial, dunia bisnis dan pendidikan.  Sosial  media  akan  berdampak  positif  dan  negatif  bagi  penggunanya.  Dampak  positifnya  adalah dengan  media  sosial  pengguna  dapat  mengakses  data  dan  berita  dengan  cepat,  mempermudah berbisnis  dan  memperluas  pergaulan.  Ada  istilah  dalam  media  sosial  internet  ‘Yang  jauh  semakin terasa dekat’. Media sosial juga dapat membuat seseorang jadi terkenal, menjadi kaya, dan memiliki banyak relasi (pertemanan). Dalam bisnis juga media sosial adalah salah satu strategi penjual dalam memasarkan  barang  dagangan  secara  cepat  dan  menguntungkan  dibandingkan  dengan  menjual secara  langsung  ke  pasar.  Tetapi  juga  media  sosial  akan  membawa  dampak  negatif.  Dampak negatifnya  adalah  semakin  marak  nya  penipuan,  pencemaran  nama  baik/penghinaan,  kejahatan seksual  (pornoaksi  dan  pornografi),  judi  online  dan  dampak  kejahatan  lainnya  yang  sangat  marak terjadi akhir-akhir ini.  Sebagai  media  sosial  komunikasi,  internet  juga  dapat  bersifat  netral.  Namun  dapat  sebagai  pisau yang  bermata  dua,  dampak  negetif  dan  positif  pasti  akan  terjadi.  Sebab  dengan  internet,  semua resource ada disana dan  semua akan terjadi disana, tergantung  individu dalam menggunakannya. Waspada  dan  menggunakan  media  sosial  secara  cerdas,  sehat  dan  tepat  guna  akan  sangat menguntungkan  bagi  pengguna.  Kita  bisa  cerdas  dan  kaya  dengan  adanya  media  sosial,  asalkan digunakan secara sehat, cerdas dan tepat guna.


Berikut adalah beberapa dampak yang terjadi akibat munculnya jejaring social atau social media seperti facebook atau twitter:
·         Memudahkan anda untuk berinteraksi dengan banyak orang.Jika dahulu anda mengenal artis pujaan anda lewat koran, majalah, ataupun acara TV maka sekarang anda dapat mengenal mereka lewat media sosial. Ya, ribuan artis memiliki akun Twitter maupun Facebook yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan para penggemarnya. Anda pun dapat mengetahui kehidupan dan kegiatan sehari-hari mereka dari akun resmi mereka.Tidak sebatas itu saja, apakah anda adalah orang yang pemalu ketika harus berkenalan langsung dengan seorang wanita? Jika iya, maka media sosial merupakan kabar baik bagi anda. Anda tidak lagi harus menghadapi ketegangan, kegugupan, dan gemetar ketika anda mendekati seorang wanita. Lewat media sosial, anda dapat mengatur langkah dan strategi anda tanpa takut terlihat seperti seekor cacing kepanasan lagi. Komunikasi lebih mudah mengalir dibandingkan saat anda berbicara langsung.
·         Memperluas pergaulan.Media sosial membuat anda bisa memiliki banyak koneksi dan jaringan yang luas. Tentu saja itu berdampak positif jika anda ingin mendapatkan teman dan pasangan hidup dari tempat yang jauh atau negara asing.
·         Jarak dan waktu bukan lagi masalah.Di era media sosial seperti sekarang ini, hubungan jarak jauh atau long distance bukan lagi halangan besar (meskipun tetap sulit). Anda tidak lagi harus mengirim surat tiap minggu kepada pasangan anda yang sedang bekerja di luar kota atau luar negeri karena media sosial sudah menghilangkan batasan jarak dan waktu bagi anda yang harus membina hubungan jarak jauh.
·         Lebih mudah dalam mengekspresikan diri.Media sosial memberikan sarana baru bagi manusia dalam mengekspresikan diri. Orang biasa, orang yang pemalu, atau orang yang selalu gugup mengungkapkan pendapat di depan umum akhirnya mampu menyuarakan diri mereka secara bebas.
·         Menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dengan anda di kehidupan sehari-hari.Orang yang terjebak dalam media sosial memiliki kelemahan besar yaitu beresiko mengabaikan orang-orang di kehidupan sehari-harinya. Jangan heran apabila anda lebih sering menghabiskan waktu berinteraksi di dunia maya apabila anda sudah terjebak, apalagi sekarang teknologi smartphone semakin memudahkan anda untuk mengakses internet. Anda akan mulai berpikir pergaulan lewat media sosial sudah cukup. Singkatnya, yang jauh semakin dekat, yang dekat semakin jauh.
·         Rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.Seperti di kehidupan sehari-hari, jika anda tidak menyeleksi orang-orang yang berada dalam lingkaran sosial anda maka anda akan lebih rentan terhadap pengaruh buruk. Bahkan menurut John Cacioppo, seorang peneliti dari Universitas Chicago, media sosial bisa mempengaruhi mood anda, tergantung dengan siapa anda menghabiskan waktu dan terhadap siapa anda memberikan perhatian di media sosial.
·         Masalah privasi.Memiliki banyak teman di media sosial tidak selalu menguntungkan, terutama apabila anda sering mengungkapkan sesuatu yang seharusnya tidak diketahui orang lain. Media sosial bisa dengan mudah memperburuk citra diri anda jika anda tidak memanfaatkannya dengan benar karena apa yang anda tulis, tautkan, dan unggah bisa dengan mudah dilihat oleh orang lain.
·         Hubungan anda dengan orang lain pun bisa terganggu jika anda menulis sesuatu yang tidak pantas. Selain itu, apakah anda pernah menyadari bahwa orang lain bisa mengenal anda tanpa harus sering berkomunikasi dengan anda? Jika anda tidak membatasi privasi di media sosial, maka media sosial hanya akan menjadi bumerang dalam hidup anda.

Kesimpulannya adalah yang pertama anda harus bisa menyeimbangkan antara hubungan di dunia nyata dengan hubungan di media sosial. Anda harus bisa menjadikan media sosial sebagai suatu tambahan berharga bagi pergaulan di dunia nyata, bukan malah menggantikannya. Sedangkan yang kedua adalah anda harus memahami mana yang boleh diungkapkan di media sosial dan mana yang tidak.
Referensi:

Selasa, 26 Juni 2012

Lembaga Sosial Dalam Masyarakat



Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.Lembaga social merupakan pranata atau badan organisasi yang menerapkan system norma dan aturan masyarakat.
Fungsi pranata :
·         Merupakan alat / saran untuk pemenuhan nilai yang ada dalam masyarakat
·         Merupakan alat untuk menyebarkan nilai tertentu
Ciri-ciri pranata:
·         Merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terdiri dari adat,tata kelakuan,kebiasaan serta unsur-unsur budaya
·         Mempunya tingkat kekekalan tertentu
·         Mempunyai tujuan tertentu
·         Mempunyai alat untuk mencapai tujuannya
·         Memiliki lambing tertentu
·         Mempunyai suatu tradisi tertulis dan tidak tertulis
Macam-macam lembaga social:
1.        Lembaga keluarga : berfungsi memenuhi kebutuhan keluarga
2.       Lembaga ekonomi : lembaga yang memenuhi hidup manusia
3.       Lembaga politik : lembaga yang mengatur kehidupan kewarganegaraan
4.       Lembaga pendidikan : lembaga yang memenuhi tentang informasi dan penerangan pendidikan
5.       Lembaga agama : lembaga yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.
Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar.
Contoh:
Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.
Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial. Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.
Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi. Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam kehidupan bersama.

Ciri khas lembaga social adalah sebagai berikut:
·         Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
·         Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
·         Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
·         Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
·         Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
·         Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
·         Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
·         Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
·         Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.
Tipe-Tipe Lembaga Sosial

Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, tipe-tipe lembaga sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.        Berdasarkan sudut perkembangan
·         Cresive institution yaitu institusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh: lembaga perkawinan, hak milik dan agama
·         Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh: lembaga utang piutang dan lembaga pendidikan
2.       Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat
·         Basic institution yaitu institusi sosial yang dianggap penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah, dan negara.
·         Subsidiary institution yaitu institusi sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat seperti rekreasi.
3.       Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat
·         Approved dan sanctioned institution yaitu institusi sosial yang diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah atau perusahaan dagang.
·         Unsanctioned institution yaitu institusi yang ditolak masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh: sindikat kejahatan, pelacuran, dan perjudian.
4.       Berdasarkan sudut penyebarannya
·         General institution yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia. Contoh: institusi agama
·         Restricted institution yaitu institusi sosial yang hanya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh: lembaga agama Islam, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha.
5.       Berdasarkan sudut fungsinya
·         Operative institution yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh: institusi ekonomi.
·         Regulative institution yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan dalam masyarakat. Contoh: institusi hukum dan politik seperti pengadilan dan kejaksaan.
Referensi :

Sabtu, 23 Juni 2012

Ilmu Sosial



Ilmu sosial (Inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.

Cabang-cabang utama dari ilmu sosial adalah:
§  Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat
§  Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat
§  Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
§  Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan
§  Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa
§  Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral
§  Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara)
§  Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
§  Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia
§  Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.[rujukan?] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
·         Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
·         Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
·
·         Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
·         Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut:
·         Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
·         Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
·         Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
·         Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

Referensi:

Nilai Sosial Dan Degradasi Sosial



Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.

Ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut.
§  Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
§  Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
§  Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
§  Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
§  Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
§  Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial
§  Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
§  Cenderung berkaitan satu sama lain.

Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
§  Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politikekonomihukum, dan sosial.
§  Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
§  Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.
§  Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.



Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1.     Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang.
2.     Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3.    Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.

Pengertian Menurut Para Ahli:
·         Kimball Young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

·         A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.

·         Woods
Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari

·         M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.

·         Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.




·         Karel J. Veeger
Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.

Salah satu efek dari modernisasi adalah pergeseran nilai. Hal ini bisa dilihat dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Ketika ada unsur baru yang menarik di hati, maka masyarakat pun dengan perlahan tapi pasti akan mengikut pada nilai tersebut. Dalam hal ini nilai positif yang konstruktif dan negatif yang destruktif.

Fenomena yang paling tampak depan mata adalah nilai budaya. Nilai ini setidaknya bisa dilihat dari tiga hal: kognitif, interaksi sosial, dan artefak. Dalam tingkatan kognitif, budaya berada dalam pikiran pemeluknya. Di situlah berkumpul nilai, pranata serta ideologi. Pada skala interaksi sosial, bisa dilihat dan dirasakan karena ada hubungan. Sedangkan dalam wilayah artefak, nilai yang telah diyakini oleh pemilik kebudayaan itu ada dijelmakan dalam bentuk benda-benda.

Jika melihat perihal masyarakat kita, pergeseran budaya memang wajar terjadi. Setidaknya ini terjadi karena efek dari modernisasi dan globalisasi. Terkadang juga nilai budaya yang telah lama dipegang menjadi sedemikian mudah untuk dilepaskan. Adalah karena terlalu kerasnya tarikan modernitas.Modernitas seharusnya dimaknai sebagai pertemuan dari berbagai unsur dalam bumi. Ada kebaikan ada keburukan, ada tinggi ada rendah, ada atas ada bawah. Kita perlu selektif dalam mengadopsi unsur budaya yang masuk. Jangan sampai pranata sosial yang telah lama dibangun kemudian runtuh hanya persoalan kemilau modernitas

Kelompok yang paling mudah mendapat pengaruh modernitas adalah golongan muda. Kaum muda biasanya ditandai dengan proses pencarian jati diri. Dalam perjalanannya, kadang ada individu yang berhasil mendapatkan jati dirinya dengan baik. Juga ada yang terperangkap dalam lorong gelap modernitasSalah satu pengaruh modernitas ada pada dunia entertainment. Dunia ini penuh dengan lifestyle yang cenderung kebarat-baratan. Kiblat hidupnya selalu ke negara barat. Persoalannya bukan pada geografis, akan tetapi pada nilai. Sebagaimana kita ketahui, nilai barat cenderung liberal. Terutama dalam pergaulan.

Bagi kita bangsa Timur, nilai kebebasan ala barat perlu disensor. Karena kita memiliki nilai moralitas, serta sopan santun. Tanpa maksud menggeneralisasi, di dunia barat budaya yang dominan adalah kebebasan. Bebas itu boleh dan fitrawi, akan tetapi kebebasan yang kita perlukan adalah kebebasan yang bertanggungjawab yang tetap dalam landasan nilai moralitas keagamaan.
Ketika agama sudah tidak diindahkan, maka akan terjadi ketimpangan. Agama sejatinya adalah sumber moralitas dan pengatur masyarakat. Sebagai nilai ideal, agama perlu dimaknai seiring perkembangan zaman. Akan tetapi bukan berarti asal ditasfirkan. Agama harus menjadi unsur pembebasan manusia yang materialisme yang mengekang. Daya progressifitasnya perlu dijelmakan dalam realitas sosial.
Seorang yang beragama ketika menghadapi tantangan modernitas akan menghadapinya dengan selektif. Tidak meninggalkannya secara kesuluruhan, juga tidak mengambilnya secara tergesa-gesa. Ada filterisasi atas budaya luar. Dipertimbangkan apakah cocok dengan kepribadian bangsa atau tidak. Jika cocok, maka akan diambil sebagai masukan bagi budaya lokal, terutama dalam masalah ilmu pengetahuan.
Pergeseran nilai dalam masyarakat kita perlu dilihat sebagai proses sosial. Artinya sebagai proses, ia belumlah sebagai akhir dari tingkatan masyarakat. Masih ada lanjutan tingkatan yang terus menjadi hingga sampai pada level terakhir. Pergeseran ini agar berjalan dengan baik, maka perlu pengawasan dari kita semua. Jangan sampai budaya luhur yang telah ada menjadi kabur dan tidak up to date dengan lingkungan kekinian.Seluruh kita, perlu mencari hikmah dalam tiap perubahan. Dalam politik, seperti pilihan untuk menggunakan demokrasi juga merupakan proses yang terus berubah. Tentunya beda demokrasi yang dijalankan di negara barat dengan kita. Demokrasi kita cenderung pada aktualisasi nilai pancasila.

Ketika terjadi kekerasan dalam budaya massa, maka itu juga adalah bagian dalam proses demokrasi. Ada pergeseran dalam dialektika masyarakat. Yang perlu kita lakukan sekarang ketika bertemu dengan kekerasan adalah menjadikannya pelajaran untuk tidak diulangi di masa dating.Pergeseran nilai selain bisa berakibat positif juga negatif. Tergantung cara kita dalam melihat ruh pergeseran itu. Agar budaya massa kita menjadikan pergeseran ini sebagai unsur konstruktif, maka perlu ada penyadaran seluruh lapisan masyarakat. Penyadaran ini bisa dilakukan dalam skala struktur sosial kita.


Referensi: