DEFINISI :
·
Pengambilan keputusan ialah proses memilih
tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternative tindakan yang mungkin
(Sutisna, 1985).
·
Pengambilan keputusan merupakan usaha penciptaan
kejadian – kejadian dan pembentukan masa depan (Drummond, 1985).
·
Pengambilan keputusan ialah memilih dua alternative
atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu baik secara pribadi maupun
kelompok (Robins, 1997).
·
Pengambilan keputusan merupakan proses pada saat
ada sejumlah langkah yang harus dilakukan dan pengevaluasian alternative untuk
membuat putusan dari semua alternative yang ada (Mondy dan Premeaux, 1995).
·
Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan
karena ada bebrapa komponen di dalamnya (Pradjudi, 1997).
·
Pengambilan keputusan adalah sentral bagi tugas
seorang manajer dalam mengkoordinasikan tugas – tugas dan usaha organisasi
untuk mencapai sasaran (Kast dan Rosenzweig, 1979).
JENIS – JENIS PENGAMBILAN
KEPUTUSAN :
·
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada
ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan
ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan
masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan
segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung
mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol,
dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
·
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk
ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka
menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis
sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada
pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil
kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik.
Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
·
Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk
ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka
berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak
pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu
dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian
mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual
juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang
kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu
mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan..
·
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas
yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan
cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif
dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka
cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang
lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak'
kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN :
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun
tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan nantinya harus
dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Setiap keputusan janganlah
berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
5. Pengambilan keputusan merupakan
tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi
tindakan fisik.
6. Pengambilan keputusan yang
efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan
yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8. Setiap keputusan hendaknya
dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
9. Setiap keputusan itu merupakan
tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi
pengambilan keputusan :
1.
Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.
Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.
Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.
Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.
Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.
Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Refrensi :
ü
SETIOKO, AJI. Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi. UNNES (Universitas Negeri Semarang),
2010.
ü
PRADANA, NOVA. Sistem Pengambilan
Keputusan Pendidikan. Jakarta : Grasindo.