Ilmu &
Pengetahuan
Ilmu adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu
adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu. Ilmu
adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis. Bagaimana cara
menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu? Jawabnya pengetahuan itu harus
dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan, dibesarkan dan diasuh oleh
matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah. Maka seseorang yang
ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan
tentang logika, matematika, statistika dan bahasa. Kemudian pengetahuan yang
banyak itu diolah oleh suatu metode tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah.
Pengetahuan tentang metode ilmiah diperlukan juga untuk menyusun
pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menjadi ilmu dan menarik pengetahuan
lain yang dibutuhkan untuk melengkapinya.
Untuk
bepengetahuan seseorang cukup buka mata, buka telinga, pahami realitas,
hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu, maka metodenya menjadi lebih serius.
Tidak sekedar buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan,
secara serampangan. Seseorang yang ingin berilmu, pertama kali ia harus
membaca langkah terakhir manusia berilmu, menangkap masalah, membuat hipotesis
berdasarkan pembacaan langkah terakhir manusia berilmu, kemudian mengadakan
penelitian lapangan, membuat pembahasan secara kritis dan akhirnya barulah ia
mencapai suatu ilmu. Ilmu yang ditemukannya sendiri.
Ilmu
Pada prinsipnya ilmu
merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan
teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat merupakan
suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya
untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh
melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang
objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika,
netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik
manusia secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap
dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh
jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.
Ilmu adalah kumpulan
pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan
pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap
bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua
objek tersebut. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya
umat manusia memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di
masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk
menyesuaikan dirinya.
Ada tiga dasar ilmu
yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih
dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat
berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang,
batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Pada umumnya
metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini
menunjukkan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan
adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yang
menunjukkan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam
tingkatan pertama dapat diregistrasi secara indrawi. Metode siklus-empirik
mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan
evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut dari
segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap
kerja tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan (Soeprapto, 2003).
Ilmu dalam usahanya
untuk menyingkap rahasia-rahasia alam haruslah mengetahui anggapan-anggapan
kefilsafatan mengenai alam tersebut. Penegasan ilmu diletakkan pada tolok ukur
dari sisi fenomenal dan struktural.
Dimensi Fenomenal
Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan diri pada
hal-hal berikut :
1.
Masyarakat yaitu suatu masyarakat yang elit yang dalam
hidup kesehariannya sangat konsern pada kaidah-kaidah universaI, komunalisme,
disinterestedness, dan skeptisme yang terarah dan teratur
2. Proses yaitu olah krida aktivitas masyarakat elit yang
melalui refleksi, kontemplasi, imajinasi, observasi, eksperimentasi, komparasi,
dan sebagainya tidak pernah mengenal titik henti untuk mencari dan menemukan
kebenaran ilmiah.
3. Produk yaitu hasil dari aktivitas tadi berupa
dalil-dalil, teori, dan paradigma-paradigma beserta hasil penerapannya, baik
yang bersifat fisik, maupun non fisik.
Dimensi Struktural
Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas
komponen-komponen berikut
1.
Objek sasaran yang ingin diketahui
2.
Objek sasaran terus menerus dipertanyakan tanpa
mengenal titik henti
3.
Ada alasan dan dengan sarana dan cara tertentu objek
sasaran tadi terus menerus dipertanyakan
4.
Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah
disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.
Ilmu dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Abstrak, Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Humanis.
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu
dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
- Metodis
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada
cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis
berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode
ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan
suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur
dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam
ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian
adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika
seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan adalah informasi yang telah
dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas
melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan
prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala
informasi dan data sekedar
berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka
pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut
potensi untuk menindaki.
Jenis – Jenis Pengetahuan
Ø
Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata
seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang
biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun
lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang
rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit,
dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara
eksplisit.
Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan
mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah
bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke
kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit,
lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi
mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak
menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu
bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan
pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang
tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang
bahkan kita tidak menyadarinya.
Ø Pengetahuan
Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya.
Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah
disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk
Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit.
Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk
penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan
secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang
sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari
keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan
fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.
Ø Pengetahuan
empiris
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau
pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan yang
dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat
berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan
menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan
sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Ø Pengetahuan
rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori;
tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.
Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau
pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya:
§ Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi
pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
§
Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran,
dan majalah.
§ Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary,
adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news".
Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui,
namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain
itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh
RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa,
dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri
mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis
data.
Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak
dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia
sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
ILMU PENGETAHUAN
Membicarakan masalah ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata
tidak semudah dengan yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu
pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu
pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan dengan mengadakan
penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang
satu dengan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan.
Pengertian
ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi
Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan
sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu
sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu
melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.
Ilmu :
1
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar doktor dl — pendidikan;
2
pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb);
Adapun
beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar
tahun 2005 diantaranya adalah :
v Mohamad
Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
v Ralph
Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
v Karl
Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
v Ashley
Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
v Harsojo
menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan
suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan
sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk
menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika .... maka “.
v Afanasyef,
menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang
berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan
pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat
juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa
memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan
tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan
tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji
lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan
berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).
Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau
rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya
menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering
pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta.
Secara lebih jelas ilmu seperti ketupat yang terbuat dari daun
kelapa, yakni pada bagian daunnya diambil dibelah menjadi dua bagian kemudian
daun itu di bentuk menjadi ketupat, sehingga menjadi ketupat. Sedangkan
pengetahuan adalah daun-daun kelapa yang masih berserakan di pohon kelapa, di
pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
Pengetahuan :
v Menurut
Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingan.
v Menurut
pendekatan kontruktivistis, pengetahuan
bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang
lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang
terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena
adanya pemahaman-pemahaman baru.
Dalam
pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi dalam diri seseorang
Pendidikan: Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa.
Media massa / informasi: Majunya
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa.
Social budaya dan ekonomi:
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Lingkungan: Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
Pengalaman: Pengalaman sebagai
sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu.
Usia: Usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.
Menurut
Ading Nashrulloh : Kesadaran manusia secara garis
besar terbagi atas tiga dimensi yang amat penting. Pengalaman, perasaan dan
pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda secara substantif tetapi sangat saling
berkaitan.
Pengetahuan adalah
apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu.
Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil
dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia
berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan
wawasan. Untuk melihat perbedaan antara empat cabang itu, saya berikan
contohnya: Ilmu kalam (filsafat), Fiqih (ilmu), Sejarah Islam (pengetahuan),
praktek Islam di Indonesia (wawasan). Bahasa, matematika, logika dan statistika
merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, tetapi keempatnya
bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Menurut saya ilmu dan pengetahuan itu berbeda, bisa
dikatakan mudah dibedakan dan bisa juga susah dedefinisikan atau
dklarifikasika. Karena keduanya saling berkaitan, dalam kamus Bahasa Indonesia
dapat dikatakan sebagai synonym yaitu persamaan.
Dimana
menurut saya dari arti kata ilmu dapat di simpulkan bahwa ilmu adalah suatu
hasil pengetahuan yang didapat dengan mengikuti proses pembelajaran, pendidikan
yang diikuti dari awal hingga selesai, penalaran, pembuktian/survey/praktikum,
serta mengerti apa ilmu yang didapat dan dipelajari itu.
Menurut saya dari berbagai definisi atau klarifikasi
atau pendapat tantang ilmu diatas semua adalah benar, tepat walaupun pendapat
orang berbeda beda namun inti dari kata ilmu itu mengandung arti yang sama.
Seperti yang kita ketahui ilmu bisa dikatakan berawal
dari pendidikan yang kita lalui dengan mengikuti pendidikan dari
TK,SD,SMP,SMA/SMK dan sekarang kita memasuki jenjang yang lebih tinggi yaitu
perguruan tinggi, disana kita mengenyam pendidikan untuk mendapatkan ilmu
dimana seperti yang kita harapkan yaitu dapat menggapai cita - cita hingga
keberhasilan serta kesuksesan yang ingin kita capai. Selain itu selama kita melakukan
atau menjalani pendidikan ilmu yang kita dapat banyak proses yang kita harus
lalui untuk mendapatkan ilmu didalam pendidikan, dimana ilmu yang kita dapat
lebih spesifik lagi. Beda dengan pengetahuan dimana bisa dikatakan pendapatan
pengetahuan luas tetapi kejelasannya kurang. Karena ia kebanyakan terdapat dari
informasi, wawasan, gagasan, pengalaman yang ada.
Refrensi :
ü http://monaliasakwati.blogspot.com/2011
ü http://duniabaca.com
ü http://staff.unud.ac.id/~besung/wp-content/uploads/2007/12/perbedaan-ilmu-dengan-pengetahuan.doc